Jum'at, 26 Juni 2020 Kat : Berita

Modernisasi Tingkatkan Produktifitas Petani Ikan

Modernisasi Tingkatkan Produktifitas Petani Ikan

Banjarnegara sebagai Kabupaten Minapolitan, ternyata masih banyak menggunakan sistim budidaya perikanan di Banjarnegara konvensional. Hanya di wilayah Rakit, Mandiraja, Purwanegara, Bawang dan Wanadadi (Raja Purbawa) yang sudah menggunakan sistim perikanan modern.

“Yang lainnya menggunakan budi daya yang masih tradisional, seperti kolam luas dengan jamban di atas kolam termasuk pakan dan panen yang kurang teratur,” kata Kabid Perikanan pada Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan (Dintankanak) Kabupaten Banjarnegara, Andi YAU beberapa waktu lalu.

Saat ini, dinas terus menggenjot perikanan sistim Mina Padi yang memberikan keuntungan berlipat bagi petani padi maupun petani ikan. Dengan sistim tersebut, petani menjadi lebih irit biaya operasional karena tidak perlu menyemprot tanaman padi, dan jatah pakan ikan pun berkurang.

“Selain itu, upaya modernisasi budi daya perikanan adalah dengan penataan manajemen yang baik dengan dikeluarkannya sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB),” katanya.

Momentum tersebut dimanfaatkan oleh komunitas yang bermula dari dunia maya atau Facebook yaitu Sedulur Info Cegatan Banjarnegara atau ICB.
Komunitas tersebut mengadakan pelatihan budi daya ikan sistim Bioflok Probiotik di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Dadi Rejeki, Desa Gumiwang Kecamatan Purwanegara. Peserta terdiri dari 20 orang yang sebagian besar adalah para pembudaya ikan dengan sistim konvensional.

Ketua kelompok pembudi daya ikan Mina Dadi Rejeki, Udiyono mengatakan, teknologi bioflok adalah sistim budi daya ikan dengan memanfaatkan mikroba untuk menetralisir kandungan nitrit pada kolam yang disebabkan oleh sisa-sisa pakan dan kotoran. Dengan begitu, budi daya ikan dengan menggunakan terpal dapat dilakukan dengan kepadatan yang sangat tinggi.

“Dengan memanfaatkan mikrobia probiotik ikan lele juga akan lebih sehat meski dengan kepadatan yang tinggi, sehingga tingkat kematian dapat diperkecil atau tingkat pertumbuhan ikan meningkat 30 persen lebih,” katanya.

Di desa tersebut, budi daya ikan dengan teknik ini sangat diminati masyarakat. Saat ini sudah lebih dari 25 kolam bioflok. Model tersebut sangat diminati karena manfaatnya yang besar, selain kolamnya kecil, airnya juga tidak berbau.

“Kami membuat desain kolam yang harganya jauh lebih murah, untuk membuat satu buah kolam hanya perlu biaya Rp 500 ribu dan bisa digunakan seterusnya,” katanya.

Sistim semacam ini, kata Udiyono juga merupakan solusi budi daya ikan di wilayah perkotaan. Selain tidak banyak memakan ruang, juga tidak berbau. “Harapan kami semoga ini bisa diterapkan di daerah lain sehingga Banjarnegara semakin terkenal sebagai Kabupaten Minapolitan,” katanya.

Lurah Sedulur ICB, Dwiana Jati Setiaji mengatakan, pelatihan budi daya perikanan ini hanyalah satu dari beberapa kegiatan dari ICB. “Tidak sekadar pelatihan, para peserta akan terus mendapatkan pembinaan hingga sukses,” katanya. ICB sendiri juga memberikan bantuan nontunai untuk menambah produktivitas pembudi daya yang berasal dari donasi masyarakat dan anggota ICB.

Penulis : Pemdes Kalimandi
Dilihat : 840
Belum ada komentar
Form Komentar
Artikel Lainnya